Cerpen


BUKU AJAIB         

  
             Di suatu desa yang indah di Inggris, hiduplah seorang anak berumur 13 tahun bernama Peter. Peter hidup berdua bersama ibunya karena ayahnya sudah meninggal delapan tahun yang lalu. Setiap harinya, Peter pergi bersekolah, lalu setelah pulang sekolah ia belajar dan membantu ibunya bekerja.

            Peter punya seorang tetangga yang juga adalah teman baiknya bernama George yang adalah seorang pemilik perpustakaan di desa tersebut. Peter sangat hobi membaca, karena itu Peter sering meminjam buku di perpustakaan milik George. Terkadang, George juga merekomendasikan buku yang bagus untuk Peter pinjam. Peter dan George juga sering mengobrol tentang isi buku yang menarik.

            Suatu malam, Peter mengunjungi perpustakaan milik George di saat George sedang pergi untuk makan malam. Saat sedang memilih buku, mata Peter tertumbuk pada satu buku yang sampulnya menarik yang berjudul ***. Peter pun membawa buku tersebut pulang.

            Saat Peter tiba di rumahnya, ternyata ibunya sudah tidur. “Baru pukul delapan malam, tapi Ibu sudah tidur, tumben,” pikir Peter. Peter lalu masuk ke kamarnya untuk membaca buku yang dibawanya. Tapi tiba-tiba dia teringat kalau dia belum memberi makan ikannya yang dipeliharanya dalam akuarium di dekat meja makan. Ia pun meletakkan buku tersebut di ranjangnya dan keluar kamar untuk memberi makan ikannya. Pada saat ia keluar kamar, tiba-tiba buku tersebut mengeluarkan cahaya dan setelah 3 detik, cahaya itu pun lenyap.


            Setelah selesai memberi makan ikannya, Peter masuk kembali ke kamarnya dan mulai membaca buku sambil bersandar pada ranjang. Buku itu berisi kisah tentang seorang raja dan ratu yang memiliki seorang putri yang cantik bernama Melody. Keluarga kerajaan ini hidup bahagia, hingga suatu hari di hari ulang tahun Melody yang kedua belas, saat sedang diadakan perayaan di istana, datang seorang penyihir bernama Renevil yang marah karena tidak diundang. Ia pun menculik Melody dan mengurungnya di sebuah kastil kecil yang melayang di atas awan.

            Ketika Peter membalik lembar halaman ke halaman kedua puluh empat, di halaman tersebut ada gambar raja dan ratu yang sedang menangis dan tiba-tiba mereka berbicara, “Tolonglah kami, hanya kamu yang bisa menyelamatkan Melody.” Lalu secara ajaib ukuran tubuh Peter mengecil dan ia tersedot masuk ke dalam buku tersebut disertai cahaya-cahaya yang menyilaukan. Karena takut, Peter menutup matanya.

            Saat Peter membuka matanya, ternyata ia sudah berada di sebuah kerajaan dimana rakyatnya terlihat bingung. Peter pun menghampiri seorang tukang roti yang kebetulan ada di dekatnya dan menanyakan apa yang terjadi. Tukang roti itu menjawab bahwa rakyat sedang bingung dan berduka karena putri Melody diculik oleh penyihir sakti Renevil dan tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkannya. Setelah mendengar penjelasan itu, Peter mengucapkan terima kasih dan bergegas menuju istana.

            Setelah tiba di istana, Peter mengetuk pintu dan pintu dibukakan oleh seorang pelayan. Lalu, ia dibawa oleh pelayan tersebut menghadap raja dan ratu. “Ah Peter, kami sudah lama menunggumu, tolong bantu kami menyelamatkan Melody, dia anak kami satu-satunya,” kata Raja. “Iya Peter, hanya kamu yang bisa menyelamatkan Melody,” kata Ratu sambil terus mengucurkan air mata. “Tapi Yang Mulia, kenapa hanya saya yang bisa menyelamatkan dia?” “Kami akan memberitahu alasannya bila kamu sudah berhasil menyelamatkan Melody. Sekarang pergilah, selamatkanlah putriku,” kata Raja.

            Peter pun pergi meninggalkan istana. Tapi belum jauh berjalan, ia termenung. Ia tidak tahu cara menyelamatkan Melody. Ia bahkan tidak tahu dimana kastil kecil tempat Melody dikurung. Tiba-tiba, seorang kakek tua menghampirinya dan berkata, ”Nak, kastil kecil itu berada di atas awan di sebelah selatan istana. Untuk sampai kesana, kamu harus menunggang seekor kuda terbang.” “Baik Kek, tapi dimanakah kuda terbang itu?” tanya Peter. “Kamu bisa menemukan kuda terbang itu di pegunungan Barat. Tapi hati-hati, banyak kalajengking beracun disana. Sekarang, ambillah busur dan anak panah ini untuk pertahanan dirimu melawan penyihir Renevil. Oh dan satu lagi, Putri Melody dikurung di menara tertinggi,” kata kakek tua sambil memberikan busur dan anak panah yang entah muncul dari mana kepada Peter. Setelah mengucapkan terima kasih, Peter mulai melakukan perjalanan ke pegunungan Barat. “Aku harus secepat mungkin menemukan kuda terbang itu. Kasihan raja dan ratu yang terpisah dengan putri mereka,” pikir Peter sambil berjalan.

            Setelah 3 jam berjalan dan hari menjelang malam, Peter tiba di pegunungan Barat. Ternyata memang banyak kalajengking disana. Peter berjalan dengan hati-hati sambil mencari kuda terbang. Sesekali dia hampir tersengat oleh kalajengking. Tiba-tiba dari balik pepohonan, muncullah apa yang dicari-carinya. Kuda terbang berwarna putih dah memiliki sayap emas itu seolah-olah sudah tahu akan kedatangannya. Ia meringkik bahagia saat melihat Peter. Peter menghampiri kuda itu dan menungganginya. “Ayo, mari kita pergi ke kastil tempat putri Melody dikurung,” kata Peter, dan kuda itu pun mulai terbang tinggi dan akhirnya mencapai awan.

            Dari kejauhan, akhirnya terlihat sebuah bangunan berwarna kuning dan menyerupai istana kecil yang melayang-layang. “Itu pasti kastil tempat Melody dikurung!” pikir Peter. Malam turun saat Peter dan kuda terbangnya tiba di kastil tersebut. “Sebaiknya kau tunggu di luar sini, aku akan masuk ke dalam untuk menyelamatkan putri Melodi,” kata Peter kepada kuda terbangnya. Lalu, Peter menyelinap masuk ke dalam kastil dengan tidak menimbulkan bunyi sedikitpun.

            Di dalam kastil yang cukup gelap itu, Peter bergegas menaiki tangga menuju menara tertinggi. Cukup banyak jumlah anak tangga yang dinaikinya sehingga ia merasa agak lelah. Setelah cukup lama menaiki tangga, Peter tiba di depan sebuah pintu yg dihiasi dengan ukiran-ukiran berbentuk bunga. “Sepertinya sebentar lagi aku akan berjumpa dengan Melody. Kelihatannya ia dikurung di balik pintu ini,” pikir Peter sambil mencoba mendorong pintu agar terbuka. Tapi, pintu tersebut sama sekali tidak bergerak. Peter melihat ke sekeliling pintu dan menemukan sesuatu yang luput dari pandangannya tadi. Sebuah kunci emas besar yang terselip di lubang kunci pintu tersebut. Ia memutar kunci tersebut dan mendorong pintu itu. Kali ini pintu itu terbuka.

            Di balik pintu, Peter menemukan sebuah kamar yang tidak terlalu besar yang berisi ranjang, satu kursi, dan satu meja. Dan di atas ranjang, ia menemukan seorang putri cantik yang sedang tidur. “Ini pasti Melody,” pikir Peter. Sementara ia masih berpikir, sang putri terbangun dan menatap heran pada Peter. “Siapa kau? Dan apa yang kau lakukan disini?” tanya Melody. “Aku Peter, aku datang untuk menyelamatkanmu dan membawamu pulang ke istanamu.” “Tapi, kau harus hati-hati pada Renevil. Dia jahat dan berbahaya,” kata Melody.

            Tepat setelah Melody selesai berbicara, muncul sebuah suara menggelegar yang mengagetkan mereka. “APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!” bentak penyihir berjubah hitam yang tak lain adalah Renevil. “Saya ingin menyelamatkan Melody. Orang tuanya menunggunya di rumah. Kau memang tak punya hati, tak punya belas kasihan,” kata Peter tanpa rasa takut sedikit pun. “Kurang ajar kau!” seru Renevil.

Pertarungan dimulai. Renevil mulai merapal mantra dan melemparkan sihirnya dalam bentuk bola-bola api ke arah Peter. Untung saja Peter berhasil menghindar dari serangan bola api Renevil. Karena tidak kena sasaran, Renevil yang semakin marah merubah tubuhnya menjadi singa. “Peter, pergunakanlah senjatamu!” seru Melody yang dari tadi hanya bisa menonton pertarungan di hadapannya. Peter pun teringat akan busur dan anak panahnya yang dari tadi ia bawa. Ia segera mengambil anak panah, menarik busur, dan membidikkannya ke arah Renevil. Anak panah tersebut melayang dan menembus jantung singa yang tak lain adalah Renevil, tepat saat singa itu akan menerkamnya. Renevil langsung jatuh ke tanah dan mati.

“Kau hebat sekali Peter, bisa mengalahkan penyihir sakti seperti Renevil,” kata Melody. “Terima kasih putri, sekarang mari kita kembali ke istana,” kata Peter. “Baiklah, aku juga tidak sabar ingin bertemu kembali dengan kedua orang tuaku,” kata Melody. Mereka lalu keluar dari kamar tersebut dan menuruni tangga. Tak lama kemudian, mereka sudah berada di luar kastil. Peter membantu Melody menaiki kuda, setelah itu ia sendiri juga menaiki kuda tersebut. “Ayo, mari kita kembali ke istana,” kata Peter, dan kuda itu mengepakkan sayapnya dan terbang menuju  istana.

Setelah sampai di istana, Peter dan Melody segera menemui raja dan ratu. Mereka sangat bahagia melihat Melody kembali. Melody juga sangat senang bisa kembali bersama-sama ayah dan ibunya. “Peter, terima kasih banyak, kau sudah menyelamatkan Melody,” kata Raja dan Ratu. “Sama-sama Yang Mulia, saya juga senang bisa membantu kalian,” kata Peter.

“Sekarang saya akan memberitahumu tentang mengapa hanya kamu yang bisa menyelamatkan Melody,” kata Raja. “Baik Yang Mulia, saya siap mendengarkan,” kata Peter. “Begini, sebenarnya tidak ada yang seorang pun yang bisa membaca buku yang kamu pinjam di perpustakaan tersebut jika bukan orang pilihan sepertimu,” kata Raja. “Maaf Yang Mulia, tapi saya kurang mengerti,” kata Peter. “Begini, hanya satu orang yang bisa membaca isi buku tersebut, yaitu kau. Karena itu, kau adalah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan Melody. Orang lain selain kau, jika mereka membuka buku itu, mereka hanya akan mendapati halaman-halaman kosong. Mereka tidak bisa membacanya,” jelas Raja panjang lebar. “Oh, baikah saya mengerti, Yang Mulia,” kata Peter.

“Nah, sekarang Peter, karena kau sudah menyelamatkan Melody, kami akan memberimu hadiah,” kata Raja. “Terima kasih Yang Mulia, tapi saya ikhlas menolong kalian tanpa mengharapkan imbalan,” kata Peter. “Ayolah, terimalah hadiah dari kami,” kata Melody. “Oh baiklah, terima kasih Yang Mulia,” kata Peter.

Raja, ratu, dan Melody memberikan banyak sekali hadiah pada Peter. Mulai dari uang yang sangat banyak, pakaian dan sepatu yang bagus-bagus, perhiasan mewah, sampai makanan yang enak-enak. “Wah terima kasih banyak Yang Mulia, rasanya ini semua sudah lebih dari cukup,” kata Peter. “Ini karena kau sudah sangat berjasa pada kami,” kata Ratu sambil tersenyum.

“Maaf Yang Mulia, bagaimana cara saya kembali ke rumah saya?” tanya Peter. “Mari ikuti saya,” kata Raja. Peter mengikuti Raja berjalan ke suatu ruangan yang ada cermin besar di salah satu dindingnya. “Tutuplah matamu,” perintah Raja. Peter menutup matanya. “Kau tidak boleh membuka matamu sampai hitungan ketiga. Siap?” tanya Raja. “Siap, Yang Mulia,” kata Peter. “Baiklah. Satu, dua, tiga!” kata Raja, dan Peter merasa dirinya tersedot ke dalam cermin tersebut. Setelah lima detik, ia merasa tiba di suatu tempat. Ia memberanikan diri untuk membuka matanya dan ternyata ia sudah berada di kamarnya lagi, tapi ia membawa hadiah-hadiah yang diberikan raja untuknya.

Saat ia keluar dari buku tersebut, di halaman terakhir buku tersebut, Peter melihat wajah raja, ratu, dan Melody yang tersenyum kepadanya. Dari gambar tersebut, tiba-tiba muncul asap yang bertuliskan “TERIMA KASIH PETER”. Setelah tiga detik, asap itu lenyap.           

“Wow, semua ini seperti mimpi. Ibu pasti tidak percaya kalau kuceritakan semua ini,” pikir Peter. Saat ia melirik jam, ternyata waktu masih menunjukkan pukul delapan malam. “Aneh, waktunya tidak berjalan selama aku berpetualang di dalam buku tadi,” kata Peter.

Peter ingin menceritakan kejadian tersebut pada ibunya, tapi ia tidak tega membangunkannya. “Besok sajalah aku menceritakan semua kejadian tadi pada Ibu, sekalian menunjukkan hadiah-hadiahnya. Keadaan perekonomian kami sangat terbantu dengan hadiah-hadiah dari Raja itu. Terima kasih Raja, terima kasih Ratu, terima kasih juga Melody,” kata Peter sebelum ia jatuh tertidur.


By Kezia & Meyer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar